🌞 Penyebab Output Amplifier Keluar Tegangan Dc

Dalamkondisi normal, tegangan keluaran transformator harus dipertahankan dalam kisaran tertentu. Rendah atau tinggi mungkin merupakan gangguan listrik. Menemukan kesalahan seperti itu dapat dilakukan dengan cara-cara berikut. 1, tegangan catu daya Tegangan catu daya rendah atau tinggi, sehingga tegangan output harus rendah atau tinggi. matsuyamatetap saja arus output masih goyang2 adakah ts agan yg lain berkenan berbagi ilmu mengenai rangkaian penstabil tegangan, rumus dan rangkaian pembagi tegangan voltage divider voltage divider atau pembagi tegangan adalah suatu rangkaian sederhana yang mengubah tegangan besar menjadi tegangan yang lebih kecil fungsi dari pembagi . Cara Setting DCO dan BIAS pada Power Amplifier, Bagi yang masih tahap belajar yang belum memahai tentang DCO dan BIAS pada power amplifier perlu menyimak pemahasan ini sampai selesai, tapi sebelum kita lanjutkan pembahasan ini lebih jauh, mohon ijin dulu bagi para master audio yang kebetulan mampir di situs ini, kami akan sedikit berbagi pengalaman pada mereka yang masih pemula, karena saya yakin manfaat paling besar di dunia ini adalah bisa memberikan manfaat pada orang lain, Pembahasan ini mungkin sudah agak telat karena di luar sana sudah banyak yang praktek langsung pada master-mater power audio yang sudah begitu banyak tetang hal ini, tapi itu tidak menyurutkan semangat saya untuk berbagi, karena saya yakin generasi pecinta Power audio rakitan akan terus ada, dan kadang mereka yang masih pemula ada yang enggan bertanya langsung pada ahlinya, kembali ketopik pembahasan, bagaimana cara setting DCO dan Bias pada power amplifier, apa itu DCO apa itu Bias, bagaimana cara settingnya, apakah semua driver power amplifier harus di setting DCO dan BIAS-nya, maka untuk lebih jelasnya simak artikel ini sampai selesai,Baca juga ;Transistor final yang bagus untuk bass pada power amplifier Apa itu DCO dan BIAS Sebelum membahas lebih jauh tentang cara penyetingan DCO dan BIAS pada driver power amplifier, maka tidak ada salahnya jika anda mengetahui terlebih dulu dengan dua istilah ini. Mungkin bagi para master perakit power amplifier sudah sangat paham dengan dua istilah ini, tapi bagi yang masih pemula saya rasa wajib untuk mengtahui tentang dua istilah ini karena membawa pengaruh terhadap kuwalitas baik dan buruknya output sebuah power amplifier hasil rakitan, kita yang sama-sama masih belajar mungkin pernah mengalami merakit sebuah power amplifier hanya sampai batas asal bisa bunyi tanpa mengetahui kuwalitas baik dan buruknya output yang di hasilkan dari power tersebut,Perlu di ketahui dalam sebuah Kit Driver power amplifier ada beberapa variabel yang bisa diatur untuk bisa mendapatkan hasil output yang terbaik, memang tak semua kit driver power amplifier itu terdapat settingan DSO dan BIAS, karena beberapa produk Kit driver power amplifier yang beredar DCO dan BIASnya memang sudah di setting secara Permanen dengan nilai tertentu dari Pabrikannya, nanum masih banyak juga kit Driver Power Amplifier yang terdapat VR DCO dan VR Biasnya ini tujuannya agar si perakit dapat mensetting sendiri agar mendapatkan hasil sesuai yang di butuhkan, Selanjutnya Mari sama-sama kita bahas sedikit mengenai DCO dan BIAS pada Power Amplifier ini. di kutip dari Bahar Elektronik. DCO DC Offset merupakan tegangan DC yang keluar dari power amplifier ke Speaker. Tegangan DC yang keluar ini jika terlalu tinggi akan sangat berbahaya ke Speakernya karena akan mudah membuat coil speaker rusak atau terbakar,Maka dari itu tegangan DC di output speaker itu tidak boleh di kesampingkan sebisa mungkin harus dihindari. Umumnya power amplifier dengan daya watt besar memakai tegangan simetris yaitu - Negatif, CT/GND, + Positif, dan pada outputnya terhubung langsung ke speaker tanpa hambatan atau tanpa kapasitor, output amplifier terhubung langsung tanpa kapasitor ke speaker ini bisa mengandung tegangan DC walaupun teganganya kecil, kalau tegangan kecil memang tidak berbahaya karena tidak sampai menyebabkan speaker rusak atau terbakar. Dan Tegangan DC di output amplifier inilah dinamakan DCO atau DC tentang BIAS pada power amplifier. beberapa pendapat menyatakan tentang hal ini. Ada yang menyatakan BIAS merupakan nilai besaran arus dari kolektor transistor final dan ada beberapa pendapat lagi mengatakan BIAS merupakan nilai besaran tegangan dari emitor dan basis atau basis dan basis pada transistor final. dan ada juga ada lagi metode pengukuran tegangan pada kedua basis transistor driver. Jadi memang ada beberapa metode atau tehnik cara pengukuran pada BIAS ini untuk mengecek nilai atau parameter pada BIAS ini. Dan kali ini Akan coba kita angkat satu persatu,Setelah anda mendapat sedikit gambaran seputar DCO dan BIAS pada perangkat power amplifier, selanjutnya coba kita bahas bagaimana Cara Setting DCO dan BIAS pada Power Amplifier, Karena Kemampuan untuk melakukan setting pada driver power amplifier juga harus dikuasai pada saat praktek melakukan perakitan power amplifier untuk daya watt yang besar. Karena kalau tidak, akan dapat menyebabkan kerusakan di transistor final juga pada coil speakernya, dan tentu anda tidak mau mengalami seperti itu kan. Cara setting DCO serta BIAS pada driver power amplifier memang sedikit rumit di lakukan oleh yang masih tahap pemula karena harus di tuntut mengerti tentang nilai atau parameter pada waktu penyettingan. Karena umumnya setiap driver power amplifier memang memiliki karakter serta ciri khas yang sirkit power amplifier terdiri dari 3 bagian, yaitu di bagian pertama adalah "INPUT STAGE". selanjutnya bagian tenggah atau bagian "VAS" dan yang terakhir adalah bagian "OUTPUT STAGE". Langkah pertama dalam memulai setting DCO dan BIAS yaitu pastikan dimana letak dan posisi VR DCO dan VR BIAS,Supaya lebih jelas agar tidak salah untuk melakukan setting, coba silahkan untuk memperhatikan skema diagram di bawah ini, Perhatikan dimana letak VR DCO serta VR BIAS berada. Sebagai contoh dalam gambar diagram dibawah Ada 2 VR yakni VR P1 untuk setting DC Offset sedangkan untuk P2 untuk setting diagram power amplifierBaca juga Perbedaan Transistor sanken dan toshibaJika Sudah mengetahui dimana letak VR DCO serta VR BIAS. Maka berlanjut ke cara settingnya. Pastikan potensio volume tertutup atau bisa juga input di jumper ke ground. Tujuannya agar supaya tidak ada sinyal audio yang masuk ke driver pada saat penyettingan berlangsung. Perlu di ingat Pengaturan dan cara setting driver power amplifier ada di bagian input stage yaitu P1 dan satu lagi di bagian P2, VAS. Cara Setting DCO atau DC atau vr P1 digunakan sebagai mengatur nilai DC offset pada output ke speaker agar supaya bisa mendapatkan nilai DC offset yang mendekati 0 volt atau paling tidak bisa di titik aman yaitu dibawah 20 mV. Caranya pakai AVO meter set di skala DC voltmeter range 2,5 volt. Kemudian pada probe hitam taruh di GND/CT sedangkan probe merah taruh ke output. Kemudian putar dan atur VR P1 hingga bisa mendapatkan nilai DC offset yang paling rendah atau paling kecil, mendekati nol atau paling tidak bisa dibawah 20mV. Cara setting DCO Pada Power AmplifierPada gambar di atas koneksi Avometer untuk cek pada DC offset. hasilnya usahakan dibawah 20mV atau mendekati nilai nol. dan Apabila di blok input stage tidak terdapat pariabel atau VR untuk setting DC Offset itu artinya sudah di fix dari pabrikannya maka anda tidak perlu lagi harus repot-repot untuk menyetelnya, dan selanjutnya anda tinggal menyetting Biasnya, yang ada pada blok VAS atau pada vr P2 di drver power Setting atau VR P2 Fungsinya untuk mengatur Bias pada Driver power amplifier. Caranya silakan ambil AVO meter set di skala 500mA. Selanjutnya silakan lepaskan kabel pada VCC+ kemudian disambung secara seri dengan AVOmeter tadi. caranya adalah untuk probe merah silakan pasang di VCC+ pada power supply elco. Sedangkan untuk probe hitam pasang di VCC+ pada papan pcb driver power amplifier. Nyalakan power amplifier serta silakan atur hingga jarum di AVO meter menunjuk ke angka 50mA. Selain itu Anda juga bisa cek di jalur tegangan VCC - Caranya Dengan koneksi untuk probe merah silakan pasang ke VCC- di pcb power amplifier sedangkan untuk probe hitam pasang di jalur VCC- pada power supply elco. Maka Untuk bisa menghasilkan output atau suara yang lebih berkualitas bisa disetting BIASnya hingga nilai 120mA. Cara setting Bias pada power AmplifierBahkan asal nilai DCO masih mendekati ambang batas yaitu mendekati nol, maka arus BIAS bisa di set sampai 250mA, Tapi perlu di ketahui juga bahwa semakin besar arus pada Bias maka akan membuat transistor final semakin panas, walaupun kuwalitas suara yang di hasilkan memang akan semakin bagus dan maksimal. Cara untuk menyikapi ini mungkin anda bisa menambah heatsink serta kipas yang cukup supaya tetap dari arus bias yang ada pada kedua tegangan yaitu VCC+ dan VCC- Anda bisa lakukan satu persatu. Dan Usahakan arus pada Bias untuk tidak lebih dari 250mA. Sebaiknya anda bisa Sesuaikan besarnya arus pada bias dengan kemampuan atau spek dari transistor finalnya. Setting untuk standart bias yaitu antara 50mA hingga 100mA. Tergantung juga pada jenis powernya. Tapi Yang jelas semakin tinggi arus bias, maka transistor final juga akan semakin panas. Seperti diatas ada dua macam cara pengecekan arus bias pada rangkaian power amplifier. di gambar kedua anda juga bisa lihat cara pengecekan arus bias dengan cara yang lain yaitu pengecekan pada kedua kaki basis di transistor driver. Anda bisa memilih menggunakan kedua metode diatas untuk melakukan pengecekan arus BIAS. Sebenarnya masih ada lagi metode lain untuk melakukan cek bias pada power amplifier, selain dengan mengukur arus bias pada kolektor di transistor final dengan cara memotong arus dari PSU ke kaki kolektor transistor Final tersebut, namun saya lebih sering memakai metode ini karena sedikit lebih simple, di bandingkan dengan metode yang lain misal mengukur pada masing-masing resistor kapur di kaki emitor yang terpasang pada transistor final dengan menggunakan rumus I=V/R seperti gambar di bawah ini,Metode cara pengukuran seperti gambar di atas adalah arus tegangan pada masing-masing resistor kapur di kaki Emitor yang terpasang pada transistor final. Kemudian pada tegangan yang diukur selanjutnya dibagi dengan nilai resistor tersebut. Ukur tegangan pada masing-masing bagian kaki R1 ataupun R2 dengan cara menggunakan AVO meter analog ataupun digital. Caranya pasang probe AVO meter bisa bolak-balik, tapi kalau terbalik maka hasil tegangan yang diukur akan menjadi negatif -. Atau kalau memakai AVO meter analog jarumnya akan berputar ke kiri maka supaya bisa membacanya anda bisa tukar posisi probenya. Untuk melakukan pengecekan silakan Set skala di AVO meter pada 200mV supaya bisa lebih akurat. Pada gambar diatas posisi yang diukur adalah pada titik R1 yaitu warna merah dan biru, Dan nanti hasil tegangan yang diukur kemudian dibagi dengan nilai R sesuai rumus I=V/R. Contoh saja, tegangan di R1 misalkan 15mV, jadi I=V/R I=15/0,47 maka hasil yang di dapat sekitar 31,9. dan 31,9mA ini adalah arus pada TR finalnya, cara ini mungkin agak sedikit rumit namun tergantung anda lebih suka memilih cara yang mana, atau barang kali anda pilih ke dua-duanya supaya bisa memperoleh hasil yang lebih akurat lagi,Pembahasan tentang Cara Setting DCO dan BIAS pada Power Amplifier ini di peruntukan pada driver power yang memang sudah di desain untuk bisa di setting DCO dan BIASnya sesuai kebutuhan, namun untuk driver power yang tidak di lengkapi dengan VR DCO dan BIAS itu artinya Drivernya memang sudah di setting secara maksimal oleh pabrikannya dan tak perlu lagi di otak-atik namun jika anda memang sudah memiliki pengalaman yang teruji untuk memodifkasinya silakan Itu sah-sah saja, PenutupSemoga artikel ini bermanfaat buat pembaca khususnya bagi para pecinta power audio yang masih pemula. Sebelum kita merakit sebuah power amplifier, tentu saja kita harus tau apa saja komponen dan bagian bagian yang diperlukan untuk membuat power amplifier tersebut. Salah satu bagian inti dari sebuah power amplifier adalah penentuan driver yang akan kita gunakan. Untuk perakitan yang paling banyak digunakan adalah menggunakan driver class AB seperti contoh dari keluarga SOCL, safari, yiroshi dan lain sebagainya. Setelah semua bagian tersebut disatukan dan menjadi sebuah power amplifier dan dilakukan test biasanya akan terjadi beberapa masalah yang bagi perakit pemula akan sangat kesulitan mencari dan memperbaiki asal dari sumber masalah tersebut. Beberapa masalah yang sering ditemukan antara lain suara yang cenderung pecah / tidak jernih, Transistor final yang terlalu panas, Transistror final yang biasanya panas sebelah bahkan tak sering juga meskipun power amplifier yang sudah selesai dirakit seolah normal akan tetapi sering membuat speaker terbakar dll. Meskipun perkitan driver sudah benar, arus dari power supply juga sudah benar, komponen juga tidak ada yang dua hal lagi yang perlu diperhatikan dan sangat penting, yaitu pen-settingan DCO dan arus bias pada transistor final. Sebelum melangkah lebih lanjut, perlu kita ketahui apakah itu DCO dan arus bias. DCO Pada Driver power amplifier jenis OCL Output Capasitor Less yaitu jenis driver yang tidak menggunakan kapasitor pada jalur output yang menuju ke speaker. Jenis dari driver power amplifier ini menggunakan tegangan simetris +, ground dan - pada input power supplynya dan merupakan ciri khas dari driver class A/ output akan langsung terhubung menuju ke speaker tanpa melalui kapasitor, sehingga meskipun kecil tapi masih dapat meloloskan tegangan DC yang biasanya jika terlalu besar akan mengakibatkan terbakarnya spul spekaer. Seharusnya DCO haruslah pada skala 0Vdc, akan tetapi karena tidak ada HFE dan VBE dari transistor final yang sama persis sehingga akan sangat sulit untuk mendapatkan nilai 0Vdc. Namun untuk beberapa pabrikan dengan komponen dan rancangan yang berkualitas, skala dari DCO bisa dibawah angka penguatan tingkat akhir / transistor final dengan sepasang transistor NPN dan PNP dengan konfigurasi push-pull, maka masing masing transistor akan menghasilkan 1/2 gelombang yang digabungkan kepada beban untuk membentuk satu siklus gelombang penuh. Ketika tidak ada sinyal yang masuk, sehingga arus pada kolektor pada masing masing transistor adalah 0 nol atau tidak bekerja sehingga tidak ada daya yang terbuang. Dan ketika diberikan sinyal ternyata akan terjadi cacat crossover saat masing masing transistor saling bergantian bekerja. masalah dari cacat crossover ini dapat diatasi dengan cara memberikan titik bias pada kaki basis sedikit diatas angka 0 nol. Cara setting DCOCara termudah dari setting DCO dari driver power amplifier yaitu pertama tama kita hubungkan / jumper jalur + dan Ground pada input driver tersebut tanpa menggunakan transistor final dan tanpa speaker. Berikan supply arus pada driver tersebut untuk melakukan uji coba. Dengan menggunakan avometer dan sebaiknya menggunakan type digital karena akan lebih detail tingkat pembacaannya. Letakkan probe + avometer pada jalur speaker dan probe - pada ground. Gunakan skala dibawah dan lihat berapa nilai yang ditunjukkan. Apabila nilainya terlalu tinggi, bisa kita setting menggunakan VR yg terdapat pada driver tersebut dengan cara memutarnya kekanan / kekiri dan pastikan nilainya mendekati setting BIAS Untuk mengecek arus bias pada tiap tiap transistor dapat dilakukan dengan cara, melepaskan jumper pada input antara + dan ground tadi dan juga tanpa transistor final serta tanpa speaker. Gunakan skala pada avometer pada 20Vdc dan tempelkan probe positif ke masing masing kaki basis transistor driver antara NPN dan PNP secara bergantian. Untuk beberapa jenis model driver power amplifier akan menempatkan sebuah VR yang dapat digunakan untuk men-setting supaya arus BIAS antara kaki basis transistor NPN dan PNP dapat mendapatkan nilai yang seimbang. Ada beberapa macam cara yang lebih kompleks yang dapat dilakukan untuk men-setting arus bias, antara lain BIAS tetapDapat dilakukan dengan cara memberikan bias tetap pada kaki basis transistor 1 dan arus kolektor yang melalui transistor yang melalui kedua transistor tergabung ke beban. Akan tetapi cara ini tidak praktis karena harus memberikan baterai pada tiap tahap output amplifier dan yang paling mudah untuk mendapatkan 2 tegangan bias yang tetap ialah memberikan pembagi tegangan resitif dengan menggunakan resistor. BIAS resistorDengan menggunakan 2 atau lebih resistor secara seri pada jalur tegangan supply untuk mendapatkan tegangan tetap. Akan tetapi karena sangat sulit untuk mendaaptkan resistor dengan nilai yang sama, maka bisa digunakan trimpot / VR. BIAS variable. menggunakan trimpot / VR pada untuk mendapatkan nilai bias pada ke dua transistor menuju ambang konduksi. namun karena resistor rawan dengan panas sehingga akan mempengaruhi nilai resistansi yang akan mengakibatkan perubahan pada arus kolektor. bias diodakarena menggunakan resistor rentan terhadap perubahan suhu yang akan mengakibatkan berubahnya nilai resistansi, sehingga dapat digunakan sepasang dioda. Alhamdulilah alhasil bisa ngeposting lagi. Posting kali ini merupakan bagaimana cara setting DCO dan BIAS power amplifier? Ada banyak pertanyaan masuk melalui g+ dan komentar blog mengajukan pertanyaan mengenai hal ini dan impian untuk berbagi satu posting tersendiri mengenai hal ini , terkendala waktu dan kesibukan. Sehingga tertunda usang sekali tidak saya angkat ke permukaan. Karena uneg-uneg ini tidak yummy kalau tidak dikeluarkan , maka munculah artikel ini. Bagi penggemar audio atau pemula simak lebih lanjut melangkah pada cara penyetingan DCO dan BIAS power amplifier , akan lebih baik kalau anda berkenalan dahulu sama dua perumpamaan ini. Mungkin bagi luar biasa audio sudah pada paham perumpamaan ini , namun tidak ada salahnya saya diskusikan lagi mengenai perumpamaan ini. Karena kedua perumpamaan ini erat kaitannya dengan power amplifier kita dan sungguh kokoh dan menyeleksi mutu anggun tidaknya output power amplifier yang kita hasilkan. Mungkin selama ini kita cuma bisa merakit power amplifer bisa bunyi , sudah berhenti hingga disitu. Ternyata banyak variable yang ada dalam power amplifier itu yang sanggup kita atur guna mendapat mutu bunyi terbaik. Tidak semua power amplifier ada setelan DCO dan BIASnya. Tapi bergotong-royong dari semua rangkaian power amplifier itu niscaya ada yang namanya DCO dan BIAS. Terus mengapa kok ada power yang gak ada VR DCO dan VR BIASnya? Sebenarnya itu ada , namun sudah di setel paten atau sudah di fix dengan nilai tertentu dengan hasil optimal menurut pembuatnya. Tujuannya merupakan agar kondusif dan tidak di otak-atik lagi dan tinggal pasang saja pribadi bunyi , tentunya hal ini sungguh menguntungkan bagi para perakitnya , dibandingkan dengan mesti sukar payah dahulu untuk setting DCO dan kita diskusikan sedikit tentang DCO dan BIAS ini. DCO atau DC Offset merupakan tegangan DC yang keluar pada keluaran speaker power amplifier. Tegangan DC yang terlalu tinggi yang keluar di output speaker bisa sungguh berbahaya dan sanggup membuat spul speaker kita terbakar. Oleh alasannya itu tegangan DC pada output speaker mesti dihindari. Kebanyakan power amplifier dengan watt besar menggunakan tegangan ganda atau simetris positif-ground-negatif dan menghubungkan output amplifier pribadi ke speaker tanpa kapasitor. Pada keluaran atau output amplifier bisa saja mengandung tegangan DC meskipun kecil dan tidak berbahaya bagi speaker. Tegangan DC pada keluaran amplifier inilah disebut DC tentang BIAS power amplifier. Ada beberapa rekomendasi tentang hal ini. Ada yang menyampaikan BIAS merupakan besarnya arus pengumpul tr final dan ada yang menyampaikan juga BIAS merupakan besar tegangan antara basis dan emitor atau basis dan basis transistor final pasangannya. Dan ada juga pengukuran tegangan pada kedua basis tr driver. Kaprikornus ada beberapa jenis pengukuran untuk BIAS ini. Dan ada juga beberapa teknik pengukuran dengan cara lain untuk mengevaluasi parameter BIAS ini. Akan kita coba angkat satu persatu nanti anda mengenal sedikit tentang DCO dan BIAS power amplifier , mari kita coba lanjut ke cara penyetelannya bagaimana? Kemampuan melakukan setting pada power amplifier mesti dikuasai kalau kita merakit suatu power amplifier dengan daya besar. Karena kalau tidak , maka sanggup membuat kerusakan pada tr final dan spul speaker itu sendiri. Melakukan setting DCO dan BIAS power amplifier merupakan hal yang sedikit rumit. Karena dituntut pengalaman dalam hal nilai parameter yang didapat pada dikala penyetelannya. Karena setiap power amplifier memiliki ciri khas dan perbedaannya masing-masing. Hal inilah yang kadang menciptakan beda hasil dari penyetelan beberapa power amplifier. Tapi perbedaan ini masuk akal , selama kita tahu parameter nilainya , maka perbedaan tidak akan terlalu biasanya suatu power amplifier transistor berisikan 3 bab utama , yakni masukan audio disebut "INPUT STAGE". Kemudian bab tengah disebut "VAS" dan bab final suatu power amplifier disebut "OUTPUT STAGE". Langkah permulaan untuk mengawali setting merupakan tetapkan semua jalur pcb sudah benar dan posisi unsur tidak ada yang lebih terperinci dan tidak salah setting , berikut silahkan lihat gambar dibawah ini , dimana posisi VR DC offset dan BIAS berada. Ada 2 VR yakni P1 merupakan setelan DC offset dan P2 merupakan setelan terlihat dengan terperinci dimana posisi VR DCO dan Biasnya. Setelah anda sudah mengenali posisi VRnya lanjut ke cara penyetelannya. Pertama tetapkan keadaan volume tertutup yakni dengan cara menghubungkan input ke ground atau dengan menutup potensio volume. Tujuannya merupakan agar tidak ada sinyal bunyi yang masuk ke power pada dikala penyetelan berlangsung. Pengaturan dan setting power amplifier ada pada bab input stage P1 dan pada bab VAS P2. Setting DC potensio vr P1 digunakan untuk menertibkan DC offset pada jalur output ke speaker agar mendapat DC offset mendekati 0 volt atau mesti dibawah 20 mV. Caranya pakai multimeter set skala pada DC voltmeter di set DC range 2 ,5 volt. Kemudian konek probe merah ke output speaker dan probe hitam ke ground atau CT. Lalu atur VR P1 hingga mendapat DC offset terendah mendekati nol atau dibawah 20mV. Untuk gambar koneksi silahkan lihat gambar dibawah bisa lihat gambar koneksi multimeter yang pertama yakni untuk cek DC offset diatas. Usahakan hasilnya mendekati nol atau dibawah 20mV. Apabila pada bab input stage power amplifier anda tidak ada VR P1 , maka anda tinggal setting Bias yang terletak pada bab VAS atau bab tengah power amplifier. Setting VR P2 digunakan untuk menertibkan Bias pada power amplifier. Caranya pakai multimeter set skala 500mA. Kemudian lepaskan kabel VCC+ dan disambung seri. Untuk koneksinya merupakan probe merah konek ke VCC+ power supply elco. Dan probe hitam konek ke VCC+ pcb power amplifier. Nyalakan power amplifier dan atur hingga multimeter menunjuk angka 50mA. Anda bisa cek pada jalur tegangan VCC- nya juga. Dengan koneksi sebaliknya yakni probe merah konek ke VCC- pcb power amplifier dan probe hitam konek ke VCC- power supply elco. Untuk menciptakan output bunyi lebih bermutu bisa diset Bias hingga 120mA. Tapi kian besar arus Bias akan kian baik mutu audionya dan resikonya merupakan power amplifier akan kian panas. Maka anda mesti memberi heatsink yang cukup dan diberi fan atau kipas selaku pendingin perhiasan , agar tidak over panasnya. Bahkan anda dapat menertibkan arus Bias hingga 250mA , asal DC offset yang dihasilkan tetap mendekati nol , maka akan tetap kondusif dengan resiko power lebih panas. Untuk gambar koneksi silahkan lihat gambar dibawah pada gambar pengecekan arus bias pada kedua tegangan VCC+ dan VCC- nya. Anda bisa cek satu persatu. Usahakan arus Bias tidak lebih dari 250mA. Sesuaikan besarnya arus bias dengan kesanggupan tr finalnya. Setting standart bias merupakan 50mA hingga 100mA. Tergantung jenis powernya. Yang terperinci kian besar arus bias , maka power akan kian panas. Nah diatas terlihat ada dua macam pengecekan bias pada power amplifier. Pada gambar kedua anda dapat lihat pengecekan tegangan bias pada kedua kaki basis transistor driver. Dan gambar ketiga merupakan pengecekan arus bias pada tegangan VCC+ dan VCC- nya. Anda bisa menggunakan kedua cara diatas untuk cek BIASnya. Sebenarnya ada lagi cara lain untuk cek bias power amplifier ini , selain mengukur arus bias di pengumpul transistor final dengan cara memotong jalur pengumpul TR ke PSU , dapat juga dengan cara yakni mengukur tegangan di masing-masing kaki resistor kapur yang terpasang di kaki emitor tr final. Kemudian tegangan yang terukur dibagi dengan nilai resistor tadi. Dengan rumus I=V/R. Sebelum ke langkah pengecekan tegangan R emitor tr final , silahkan lihat gambar dibawah ini agar tidak lihat gambar diatas. Resistor emitor final Re yakni R1 dan R2 biasanya bernilai antara 0 ,22 ohm , 047 ohm , ada juga yang menggunakan R 0 ,5 ohm 0 ,50 ohm. Mengukur tegangan untuk mengenali arus final bisa di kaki R1 dan R2. Contoh anggap saja nilai R1 merupakan 0 ,47 ohm , ukur tegangan di masing-masing kaki R1 atau R2 dengan menggunakan multimeter biasa atau digital. koneksi probe multimeter bisa bolak-balik , cuma saja kalau terbalik hasil tegangan yang terukur menjadi negatif -. anda dapat membalik probenya agar lebih gampang membacanya. Set skala multimeter di 200mV agar lebih akurat. Di gambar diatas yang diukur dititik R1 yakni di titik merah dan biru. Dan hasil tegangan yang terukur dibagi dengan nilai R sesuai rumus diatas I=V/R. Misalkan tegangan di R1 di titik merah dan biru terukur 15mV , maka I=V/R yakni I=15/0 ,47 maka hasilnya sekitar 31 ,9. Maka 31 ,9mA itu merupakan arus TR dari semua cara diatas , tujuan merupakan sama untuk mengenali DCO dan Bias power amplifier. Anda bisa menggunakan salah satu cara diatas sesuai selera atau dengan mengkombinasinya. Agar didapat hasil yang lebih akurat. Untuk jenis power amplifier yang tidak dilengkapi VR DCO dan Bias , lebih baik tidak perlu di otak-atik lagi untuk menyettingnya. Karena bergotong-royong itu sudah fix dan pas tidak perlu di set lagi. Tapi kalau anda ingin mengganti atau memodifikasinya dengan menyertakan VR DCO dan Bias , ya silahkan , resiko ditanggung anda sendiri. Semoga bermanfaat.

penyebab output amplifier keluar tegangan dc